Rabu, 04 Februari 2015

Rasulullah SAW, Salah Seorang Time Traveller yang Pernah Ada




13706512841701562453
ilustrasi (nghtsky.photography)
Tanggal 27 Rajab dalam kalender Hijriyah merupakan salah satu tanggal yang dianggap bersejarah bagi umat Islam sedunia. Karena pada tanggal itu Rasulullah mengalami sebuah perjalanan yang diluar akal manusia saat itu, Isra Mi’raj. Pada tahun dilaksanakannya peristiwa Isra Mi’raj disebut pula tahun kesedihan. Karena Rasulullah ditinggal pergi oleh Siti Khadijah, Istri pertama Rasulullah dan Abu Thalib yang merupakan paman Nabi. Kedua orang ini merupakan dua orang yang sangat berjasa bagi Rasul termasuk dalam penyebaran Islam kala itu.

Isra dan Mi’raj dibagi menjadi dua perjalanan, Isra merupakan perjalanan Rasulullah dari Masjidil Haram Mekkah ke Masjidil Aqsa yang berada di Palestina. Memang menurut riwayat, kiblat umat sebelum Rasulullah menyiarkan Islam berada di Masjidil Aqsa. Dan Miraj merupakan perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsa ke Shidratul Muntaha. Dalam perjalanan dari Masjidil Aqsa ke Sidhratul Muntaha, Rasulullah diperlihatkan mengenai gambaran umatnya nanti dan bagaimana gambaran Surga dan Neraka. Peristiwa Isra dan Mi’raj ini juga memberikan kabar kepada umat Islam dalam menjalankan perintah sholat 5 waktu.


Sebenarnya ada cerita menarik yang paling saya suka setiap mendengar ceramah tahunan mengenai Isra dan Mi’raj. Tiap tahun sama hanya pembawaan Ustadznya saja yang berbeda. Namun bagi saya, cerita Isra dan Mi’raj adalah suatu cerita yang menarik dan tidak dapat diterima akal karena dapat melakukan perjalanan yang sangat jauh hanya dalam satu malam.

Kenapa saya katakan menarik, karena ada unsur time traveller dalam cerita Isra dan Mi’raj. Mungkin teman-teman semua masih ingat akan cerita salah satu cerita film Time Travaller yang dimana seorang pria menemukan kacamata dalam penggalian sisa peradaban Eropa kuno. Padahal kacamata di zaman perang salib belumlah ada. Ternyata kacamata tersebut mirip dengan kacamata dosen mereka yang juga ikut meneliti. Herannya dosen pendamping mereka sudah hilang sejak beberapa hari yang lalu.
Setelah diselidiki ternyata dosen tersebut melakukan perjalanan lintas waktu kembali ke abad 18 di tempat yang sama dimana mereka berpijak sekarang. Hanya saja waktunya saja yang berbeda.

Setiap saya mendengar perjalanan nabi ketika diperlihatkan mengenai keadaan zaman nanti (yang ternyata merupakan keadaan umat zaman sekarang) dan diperlihatkannya keadaan surga dan neraka.

Dalam hati saya bertanya,
berarti Miraj merupakan bukan jenis perjalanan biasa ? bagaimana Rasul bisa tahu keadaan umatnya nanti padahal tidak mungkin seorang rasul berbohong ? pasti yang dikatakan olehnya benar ? .
lalu setelahnya muncul lagi pertanyaan,
kalau rasul diperlihatkan mengenai gambaran surga dan neraka berarti pada zaman itu surga dan neraka sudah tercipta ? dan mengenai gambaran umat Rasulullah di masa depan sama dengan sekarang berarti masa depan dan masa lalu berjalan berbarengan dengan masa sekarang ?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut terus menghantui saya sampai pada akhirnya saya bertemu salah seorang dosen Ma’had Abu Bakar Universitas Muhammadiyah Surakarta yang kebetulan sedang memberikan pengajian di masjid saya dekat rumah.
Surga dan Neraka itu sudah tercipta, karena itu Rasulullah dalam perjalanan Isra dan Mi’raj diperlihatkan mengenai gambaran surga dan neraka. Untuk mengenai letaknya dimana itu adalah Rahasia Allah. Dan semua yang diciptakan Allah adalah makhluk sedangkan yang kekal adalah Allah sedangkan makhluk tidak kekal, surga dan neraka juga makhluk Allah mereka kekal namun berbeda kekekalannya dengan sifat kekalnya Allah.

Balik lagi ke masalah perjalanan Isra Mi’rajnya Rasulullah, peristiwa tersebut merupakan masalah keimanan. Kadang ada beberapa peristiwa yang tidak bisa dinalar menggunakan akal dan logika karena bisa gila karenanya. Untuk itu kita sebagai muslim perlu kearifan untuk mengimani.

Jawaban dari pemateri itu bagi saya sudah lebih dari cukup untuk sebuah pertanyaan yang menghantui selama ini. Bagi saya pribadi perjalanan Isra Mi’raj bukanlah sebuah dongeng belaka yang diceritakan setiap tanggal 27 Rajab, melainkan sebuah peristiwa sains yang masih belum terpecahkan oleh ilmu pengetahuan modern.
Salam Kompasiana.

             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar